Langsung ke konten utama

Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja

Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan. Hal tersebut salah satunya dikarenakan minimnya sumber literasi tertulis dan juga sudah banyak tercampurnya fakta dengan mitos ataupun legenda yang beredar di kalangan masyarakat. Tulisan ini hanya berdasar pada selembar catatan yang di dapatkan dari pihak pemerintah desa dan melalui wawancara dengan tokoh yang dituakan.

Berikut ini merupakan dokumen Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja yang didapatkan dari Pemerintah Desa Cilaja. 




Berikut ini Text Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja tersebut


Pada Jaman dahulu kala konon menurut cerita nenek moyang kita ada beberapa inohong yang bernama: Syech Majuja, Syech Mataram yang dibantu oleh para pengikutnya yaitu:
1. Eyang Kartadiningrat 2. Nyai Mas Endang Raja 3. Nyai Mas Endang Sari 4. Eyang Lebe Damar 5. Buyut Jakatua 6. Buyut Jagat Nata 7. Buyut Gugur
Mereka-merekalah yang mula-mula bermusyawarah untuk mendirikan/membentuk sebuah Desa
yaitu Desa Cilaja, kurang lebih pada
tahun 1857.
Setelah terbentuk Nama Desa Cilaja oleh Pemerintah Belanda dipecah menjadi tiga bagian/tiga Desa yaitu: 1. Desa Cilaja 2. Desa Bojong Wangunan, 3. Desa Gereba
Desa-desa itulah dibentuk oleh pemerintah Belanda dan pada waktu itu luas Desa Cilaja kurang lebih 147,802 Ha sedangkan jumlah penduduk pada waktu itu kira-kira 215 orang, dan keadaan masyarakatnya masih buta huruf.
Keadaan alam dan tanahnya pada waktu itu masih banyak alang-alang dan
sebagian kebun kopi dan kebun laja kepunyaan Pemerintah Belanda.
Waktu itu sesuai dengan jasanya maka diangkatlah Buyut Candrapura sebagai Kepala Desa Cilaja oleh Pemerintah Belanda.
Untuk Selanjutnya setelah wafat Buyut Candrapura digantikan oleh; 1. Bapak Kuwu Jaladri (1867-1880) - 13 tahun 2. Bapak Kuwu Raden Kerta Atmaja (1881-1900) - 19 tahun 3. Bapak Kuwu Nunasim (1901-1919) - 18 tahun 4. Bapak Kuwu Jayaparana (1920-1941) - 21 tahun 5. Bapak Kuwu Kertajaya (1942-1952) - 10 tahun 6. Bapak Kuwu Sastra Atmaja/Tarmin (1953 - 1962) - 9 tahun 7. Bapak Kuwu Kanta Atmaja (1963-1970) - 7 tahun 8. Bapak Kuwu Sukinta Atmaja/Suara (1971-1980) - 9 tahun 9. Bapak Kuwu M. Satari (1981-1989) - 8 tahun 10. Bapak Kuwu Oyo Sumarna (1990-1994) - 4 tahun 11. Bapak Kuwu M. Said (1996-2002) - 6 tahun 12 Bapak Kuwu H. Ahim (2003-2010) - 7 tahun 13. Ibu Kuwu Rusmiati (2011 - sekarang)
Demikianlah silsilah/uraian sejarah singkat Desa Ciaja atas segala kekurangannya kami mohon maaf dan agar dapat memakluminya. Keterangan: Tulisan ini di merupakan salinan dari dokumen berjudul “SEJARAH ASAL-USUL DESA CILAJA” yang merupakan arsip Pemerintahan Desa Cilaja, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Asal Usul atau Silsilah tidak sama dengan Sejarah. Namun dokumen ini diharapkan bisa jadi referensi untuk melakukan penelusuran yang lebih valid menuju catatan sejarah.

============

Setelah saya telusuri, terutama dengan mengonfirmasikan catatan ini kepada tokoh yang dituakan di Desa Cilaja, ternyata banyak hal yang tidak sesuai. Berikut ini beberapa catatan hasil dari wawanancara narasumber.

Sesepuh Desa Cilaja

Berdasarkan penuturan narasumber, ada 9 tokoh yang memiliki andil besar di masa awal Desa Cilaja ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah:
1. Syekh Majuja
2. Syekh Haji Mataram
3. Mbah Lebe Damar
4. Eyang Kertadiningrat
5. Syekh Bagus Arsyam
6. Syekh Muhibat
7. Syekh Muhammad Daqo
8. Syekh Panjunan
9. Syekh Maulana Akbar

Sembilan tokoh tersebut konon sering mengadakan pertemuan di Masjid Desa Cilaja, yang saat ini dikenal bernama Masjid Al-Hidayah.

Jejak keberadaan tokoh-tokoh tersebut masih bisa ditemukan di Desa Cilaja, walaupun tidak semuanya karena beberapa tokoh dikenal juga di desa lainnya.

Syekh Majuja di Desa Cilaja
Makam/Petilasan Syech Majuja bertempat di pemakaman umum Parigi, Dusun Puhun, Desa Cilaja. Makam ini dikenal sebagai makam panjang karena memang ukurannya lebih panjang dari makam pada umumnya. Beberapa orang mengatakan itu merupakan kuburan pekakas. Wallahualam.

Syekh H. Mataram
Jejak Syekh H. Mataram berupa makam yang berada di sawah bengkok "ngabihi". Tepatnya berada di komplek pesawahan Dusun Wage, Desa Cilaja. Atau sebrang jalan pemakaman umum kaler.

Mbah Lebe Damar
Jejak Mbah Lebe Damar juga berupa Makam. Makam Mbah Lebe Damar ini masih sering di ziarahi oleh beberapa orang yang mengetahui keberadaanya. Lokasinya yang berada diantara makam keluarga membuatnya lebih ramai dan terawat.

Eyang KertadiningratIni juga berupa makam. Lokasinya berada di pemakaman umum Desa Bojong, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan.
Makam/Petilasan Eyang Kertadiningrat, Desa Bojong, Kramatmulya, Kuningan

Syekh Panjunan
Berdasarkan penuturan Narasumber, makam/petilasan Syekh Panjunan berada di sebelah kanan mimbar Masjid Al-Hidayah. Wallahualam.

Syekh Bagus Arsyam dan Syekh Muhammad Daqo ini berada di Desa Lengkong. Sementara itu, Syekh Maulana Akbar berada di pemakaman umum yang bertempat di jalan Syekh Maulana Akbar, Kuningan.

Narasumber juga memaparkan bahwa beberapa nama yang tertulis dalam dokumen Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja di atas merupakan nama-nama dari golongan makhluk ghaib. Nyai Mas Endang Raja dan Nyai Mas Endang Sari dikenal sebagai penunggu situs Cimanangga. Narasumber mengatakan bahwa mereka dari golongan jin islam. Jadi tidak selayaknya disebut sebagai salah satu "Karuhun" Desa Cilaja.

Selain itu, Buyut Jakatua yang petilasannya berada di sinyur, Buyut Jagat Nata (di wilayah gedung Balai Desa Cilaja), dan Buyut Gugur (di pemakaman umum parigi), juga hanya merupakan nama-nama yang tidak berdasar pada catatan sejarah. Buyut Jagat Nata, misalnya, nama ini sering disandingkan dengan sosok penunggu gedung balai desa. Jadi, saran Narasumber, ke lima nama tersebut tidak lagi dimasukan sebagai tokoh pendiri Desa Cilaja.

Mengenai nama-nama Kepala Desa, beberapa masih rancu, namun sebagian lainnya sudah benar.

Saya berharap ada pihak terkait yang mengembangkan tulisan tentang Silsilah dan Asal Usul Desa Cilaja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Sejarah Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan

Desa Pajambon, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan merupakan desa yang terletak paling barat di Kecamatan Kramatmulya. Desa ini paling dekat letaknya dengan gunung Ciremai. Bahkan sebagian wilayahnya saat ini, yaitu tempat wisata Curug Cilengkrang termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Letak Geografis Desa Pajambon Mengacu buku profil desa, letak geografis desa Pajambon berada pada ketinggian 600 mdl. Banyaknya curah hujan 2000 mm/tahun. Topografinya berupa dataran tinggi, dan suhu udara rata-rata 20-25 derajat celcius. Desa Pajambon orbitrasi dengan pusat pemerintahan kecamatan 4 Km, sementara dengan pusat kabupaten 12 Km, dan pusat pemerintahan provinsi 165 Km. Luas desa Pajambon adalah 83,4 Ha, sedangkan luas ladangnya 43 Ha. Sebagian tanah, milik desa seluas 7,6 Ha yang menjadi pendapatan asli desa dan dialokasikan untuk gaji perangkat desa. Adapun batas wilayah desa Pajambon adalah sebagai berikut. a. Sebelah utara

Kumpulan Cerita Sejarah 14 Desa di Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan

"Cerita sejarah" barangkali istilah tersebut tidak terlalu "berdosa" untuk menamai "cerita" mengenai latar belakang berdirinya sebuah desa. Kenapa disini disebut "sejarah"? Karena sebagian besar orang menyebutnya demikian, walaupun seperti yang pernah saya singgung dalam postingan " Silsilah dan Asal-Usul Desa Cilaja "bahwa masih terlalu dangkal untuk disebut sejarah. Jadi sebut saja "cerita sejarah" Kumpulan cerita sejarah ini dibuat untuk kepentingan penambahan wawasan warga Desa Cilaja khususnya dan pengujung blog desacilaja.blogspot.com pada umumnya. Dengan dikumpulkannya cerita sejarah 14 desa di kecamatan kramatmulya ini, diharapkan bisa ditemukan benang merah antar desa di masa lalu. Lebih jauh lagi, diharapkan bisa menjadi salah satu kontribusi untuk penelitian lanjutan dikemudian hari oleh para ahli yang lebih kompeten. Saat ditulisnya postingan ini, berdasarkan data di situs kuningankab.go.id , Kecamatan Kramat